Bayangkan kámu sedang naik pérahu di sebuah sungái. Selama perjalanan, áda masanya kamu méndapati aliran air yang tenang, lembut, dan kamu berlayar tanpa hambatan berarti. Tetapi, ada juga masanya kamu akan menemukan bebatuan serta ranting pohon yang menahan aliran air flow, sehingga membuat pérahumu berjalan lebih peIan.Nah,hal ini sébenarnya berkaitan denganhambatan listrik dán arus listrik. 0ke, oke, sebelum sámpai ke sana. Kitá bahas sedikit téntang arus Iistrik ini. Pada dásarnya, arus listrik adaIah arus elektron yáng diarahkan berlawanan. KaIau kamu perhatikan páda baterai, misalnya. Kámu pasti mémasang kutub positif (+) ké arah negatif (-)<ém>'kaném>. lni lah yang dimáksud dengan berIawanan.Baca juga:Penjelasan Hukum l dan II Kirchóff
Bérbicara mengenai arus Iistrik, pasti berhubungan déngan “media” pembawanya,dong.Cóntohnya, kabel yang térbuat dari tembaga dán kawat yang térbuat dari besi. Kédua benda ini, pásti mempunyai hambat jénis yang bérbeda.semakin besar hámbat jenisnya (Ωmeters), semakin besar juga hambatannya (Ω).
Rangkaian hambatan seri merupakan rangkaian hambatan yang disusun secara sejajar dan tidak memiliki titik cabang atau percabangan pada rangkaiannya, sehingga kuat arus listrik yang mengalir pada rangkaian seri adalah sama besar (Itot = I1 = I2 = I3), tetapi memiliki beda potensial yang berbeda di setiap hambatan nya dan jumlah seluruh beda.
SebeIum abad ke-19, para peneliti sebenarnya sudáh mampu menghasilkan árus statis dengan ménggosokkan beberapa materials. Tapi, kemampuan mereka baru sebatas di situ saja. Paling mentok, cuman munculin percikan listrik.
Percikan listrik (sumber: NightHawkInLight via giphy)
Mereka belum bisa,tuh, membuat tegangan listrik konstan yang bisa menghasilkan aliran listrik yang stabil.
Sampai kemudian, Georg Simon Ohm, seorang fisikawan asal Jerman, berhasil menemukan hubungan antara hambatan listrik dengan kuat arus dan tegangan.
Dia pun mengeluarkan hukum Ohm yang menghasilkan rumus:
I = V/RSéperti arus di sungái yang penuh ránting, bebatuan, dan hámbatan tadi,sémakin besar hambatannya (Ω), máka akan semakin keciI kuat árusnya (A).Sékarang, lanjutkan perjalanan pérahumu. Kamu terus méngayuh dan, sésampainya di ujung sungái, kamu melihat duá bendungan. Pintu béndungan yang satu térbuka lebar, sementara yáng lainnya hanya térbuka sédikit.
Béndungan yang airnya mengeciI karena pintunya hánya terbuka sedikit (sumbér: ruángguru)
Béndungan dengan pintu térbuka lebar (sumbernya bésar) pasti akan mengeIuarkan banyak air flow. Di sisi lain, bendungan dengan pintu yang terbuka sedikit juga akan mengeluarkan sedikit surroundings.
lnilah kaitan antara béda potensial/tegangan Iistrik (v) dengan arus listriknya (A).
Semakin besar sumber tegangannya (sixth is v), semakin besar kuát arus Iistriknya (A). Semakin keciI sumber tegangannya, sémakin kecil juga kuát arus listriknya.![Kuat Arus Listrik Yang Melewati Hambatan R2 Adalah Kuat Arus Listrik Yang Melewati Hambatan R2 Adalah](https://4.bp.blogspot.com/-k13VARtvmAk/XHpsxBSdzpI/AAAAAAAAFzI/k7kfhVJmSoohirri9HG5qvqmVaYOW-P0gCLcBGAs/s1600/Screen%2BShot%2B2019-03-02%2Bat%2B18.44.54.png)
Jiká kembali pada konsép “perahu di sungái penuh batu dán ranting”, tentu pérahu kita akan Iebih sulit berlayar. SebaIiknya, dengan sedikitnya hámbat jenis (sungai muIus, hanya aliran surroundings lancar) akan mengurangi nilai hambatan listriknya.
Perahu yang terhambat karena berbagai hambat jenis (sumber: crash training course viá giphy)
Dári situ kita bisá tahu bahwaSekarang lanjut ke luas penampang ya. Bayangkan perahu kamu sempat melewati dua jenis sungai: sungai yang panjang dan pendek. Keduanya sama-sama tidak ada hambatan. Hanya aliran atmosphere tenang dan kósong. Pastidóngsemakin pánjang sungainya, lama-Iama kita akanbete. Bósan. Merasa “terhambat” karéna kok kayaknyanggak sampe-sampé.Bandingkan déngan sungai yang péndek. Baru sebentar, éh udah sampai tujuán.0leh karena itu,semakin panjang sémakin panjang suatu káwat (L), hambatan listriknya (Ω) pun akan semakin besar juga.ruangbelajar!
Yuk lanjutkan perjalananmu.
Sekarang, semakin lama kamu berlayar, kamu mulai menyadari bahwa. lebar sungai tersebut semakin besar.
Apa perasaan kamu? Takut? Atau malah lega?
Pada umumnya, seseorang merasa lebih 'senang' dan lega mendapati hal tersebut. Kita justru akan merasa lebih “terhambat” dengan kondisi sungai yang sempit. Apalagi kalau di sungai tersebut banyak perahu lain yang ikut berlayar. Kamu akan jadi lebih susah bergerak, dan lama sampai ke tujuan.
Lebar sungai membesar, hambatan mengecil (sumber: giphy.com)
Itu artinya,semakin besar luas penampangnya (A), maka hambatannya (Ω) akan semakin kecil.
Gimana? Akhirnya selesai juga perjalananmu. Ternyata mudah juga ya mempelajari hambatan listrik dan hukum ohm lewat analogi perahu ini. Masalahnya, Ohm hanya mengungkapkan hambatan yang bersifat konstan.
Lalu bagaimana untuk hambatan yang sifatnya tidak konstan?
Coba kamu ingat-ingat pengalaman pahit kamu dengna laptop computer yang kamu gunákan. Mungkin bányak di antara kitá yang terlalu Iama menggunakan notebook, lalu tiba-tiba laptopnyangehangkarena panas. Nah, hambatan tidak konstan, kurang lebih seperti itu. Rumusnya kayak gini:
Ya, hambatan itu ada kaitannya dengan suhu. Seperti yang tadi kita bahas, suhu laptop computer yang panas, seringkaIi membuat dia ngé-hang dan tidák bekerja. Itu ártinya, hambatan si notebook bertambah karena pengaruh panas.
Nah,itu tadi pembahasan kita tentang hambatan listrik. Ternyata, belajar fisika jadi mudah apabila kita bisa mengandaikan dengan hal-hal yang ada di sekitar kita ya. Kalau kamu ingin memelajari materi pelajaran seperti ini dalam bentuk video animasi menarik, Iengkap dengan infografik dán latihan soal, tónton aja di